Pondok Pesantren Al-Islam Malang

Visi

Mencetak Kader Muslim yang Berilmu, Beramal, Bertakwa dan Berkarakter (Akhaqul Karimah)

Misi

Menjadikan pesantren sebagai pusat pendidikan formal dan non formal keagamaan

Menjadikan pesantren sebagai pusat kajian dan pengembangan ilmu-ilmu Al Qur’an serta Hadits

Menjadikan pesantren sebagai pusat pengembangan budaya ilmiah

Menjadikan pesantren sebagai pusat pembekalan dan kecakapan hidup (life skill)

Membangkitkan santri untuk mempelajari dan menghafal ilmu-ilmu Al Qur’an

⏳ Sejarah Pondok Pesantren Al Islam

Pondok Pesantren Al Islam didirikan oleh K.H. Imam Asfali pada tahun 1953. K.H. Imam Asfali merupakan murid pertama sekaligus tangan kanan dari Mbah K.H. Moh. Sa'id Pendiri Pondok di Ketapang, Kepanjen, Kota Malang. Mbah K.H. Moh. Sa'id memiliki sahabat bernama Mbah Haji Moh. Sholeh yang memiliki Langgar (Mushola) di tengah Pusat Kota Malang pada tahun tersebut. Mbah Haji Moh. Sholeh berkeinginan agar Langgar (Mushola) nya tersebut bukan hanya digunakan sebagai tempat sholat berjama’ah tetapi juga digunakan untuk kegiatan mengaji bagi umat dan masyarakat.

Suatu hari KH. Imam Asfali bermain ke Mushola-nya Mbah Moh. Haji Sholeh untuk beristirahat, Mbah Haji Moh. Sholeh mengetahui Santri tersebut berasal dari Pondok Ketapang, sehingga Mbah Haji Moh. Sholeh menyampaikan keinginan tersebut kepada K.H. Moh. Sa’id untuk memilih KH.Imam Asfali. Dari situlah akhirnya K.H. Imam Asfali kemudian dijodohkan dengan Ibu Nyai Sa’idah yang merupakan anak dari Mbah Moh. Haji Sholeh.

Potret KH. Imam Asfali dan Ibu Nyai Sa’idah

K.H. Imam Asfali kemudian memulai pengajian di Langgar (Mushola) untuk mengajarkan agama Islam kepada masyarakat setempat. Kondisi lingkungan kota Malang pada saat itu masih banyak preman dan pemabuk jalanan, sehingga keberadaan Langgar (Mushola) yang diisi dengan pengajian oleh K.H Imam Asfali di tengah kota benar-benar berfungsi sebagai tiang keagamaan dan peradaban akhlak yang membuat masyarakat merasa aman dengan kehadiran pengajian di tengah pusat kota Malang. Pada saat itu, daerah Kota Malang masih menjadi pusat perdagangan, pusat transportasi, dan pendidikan. Salah satu pendidikan yang berada di daerah tersebut pada waktu itu seperti Universitas Brawijaya, banyak dari mahasiswa, anak sekolah yang ikut ngaji di langgar (surau) ketika pulang dari sekolah/kuliah dan masyarakat sekitar kidul pasar tempat pondok pesantren tersebut, yang tentu memiliki perbedaan latar belakang pendidikan, keilmuan, dan karakter/akhlak. Berangkat dari situlah maka semakin lama santri yang mengaji di Langgar (Mushola) tersebut semakin banyak. Sehingga dengan hasil ijtihad para sesepuh maka sepakat memberikan nama Pondok Pesantren Al Islam.

Ada beberapa dari kalangan Muballigh dan Kyai terkenal yang merupakan alumni dari pondok Al Islam yang merupakan santri dari K.H. Imam Asfali, seperti: